May 8, 2025
IMG_20250504_165433

ExposeBanten.com – Hari Kebebasan Pers Internasional mulai ditetapkan pada Desember 1993. Diperingati pada tanggal 3 Mei. Bukan tanpa alasan pada tanggal tesebut, Deklarasi Windhoek dikeluarkan dalam rangkaian seminar UNESCO di kota Namibia pada 29 April-3 Mei 1991.

Deklarasi Windhoek menegaskan kebebasan pers sebagai prinsip yang dipegang para jurnalis media cetak di Afrika.

Deklarasi ini menjadi sebuah upaya untuk mengingatkan penguasa betapa pentingnya menghormati komitmen kebebasan pers.

Momen ini menjadi satu penanda penting bagi para pekerja media di seluruh dunia. Hari Kebebasan Pers memberi kesempatan untuk merefleksikan kembali aktivitas dan hak pekerja pers di dunia.

Kebebasan pers menjadi satu prinsip yang ditekankan dalam World Press Freedom Day. Peringatan ini memberi arti penting bagi para pekerja media yang belum mendapatkan kebebasan dan keamanan selama kerja-kerja mereka.

Indonesia memiliki banyak tokoh-tokoh Pers yang berpengaruh diakui dunia.
Beberapa tokoh Pers yang Indonesia miliki tersebut, salah satunya:

  1. Raden Mas Tirto Adi Suryo kerap disebut sebagai tokoh Bapak Pers Nasional. Sebab, ia yang mempelopori jurnalisme Indonesia di zaman Hindia Belanda.

Ia juga dikenal sebagai pendiri koran mingguan Medan Prijaji pada 1907.

  1. SK Trimurti merupakan wartawan perempuan Indonesia yang punya jejak penting dalam pers Indonesia.

Ia pernah tercatat sebagai redaktur dari mingguan ‘Bedoeg’ yang terbit di Solo. Di tahun 1936 ia menerbitkan majalah ‘Marhaeni’. SK Trimurti juga pernah menjabat sebagai Menteri Perburuhan di era Kabinet Amir Sjarifuddin.

  1. Mochtar Lubis merupakan sastrawan sekaligus wartawan legendaris Indonesia. Mochtar Lubis pernah bekerja sebagai wartawan Kantor Berita Antara yang saat itu berpusat di Yogyakarta, 1945—1952.

Pada 1949 dirinya mendirikan surat kabar Harian Indonesia Raya dan ia sendiri menjadi pemimpin redaksinya.

  1. Burhadin Mohamad Diah atau BM Diah merupakan wartawan Indonesia legendaris. Ia mengawali karier jurnalistik dengan menjadi redaktur di Sinar Deli, Medan, kemudian sempat juga berkarier di surat kabar Sin Po, dan pernah menjadi pemimpin redaksi di Asia Raya, sebuah surat kabar yang memihak Jepang.

Ia juga pendiri koran Harian Merdeka. BM Diah juga merupakan Menteri Penerangan Republik Indonesia.

  1. Rosihan Anwar merupakan tokoh pers Indonesia. Dia pernah bekerja di surat kabar Asia Raya (1943—1945), yang kemudian berganti nama menjadi Merdeka (1945—1946).

Bahkan, ia juga pernah menjadi koresponden media internasional seperti majalah Mingguan Asia hingga The Straits Times.

Dirinya juga dikenal sebagai pendiri harian Pedoman pada 1948 dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat (1983—1988).

  1. Atang Ruswita lahir di Bandung pada 26 April 1933. Beliau meninggal dunia di Bandung pada 13 Juni 2003 diusia 70 tahun. Masa hidupnya didedikasikan untuk dunia jurnalistik dan kemanusiaan.

Atang berkarir sebagai wartawan sampai menjadi Pimpinan Redaksi Pikiran Rakyat. Ketua Pelaksana Harian PWI Pusat tahun 1973-1986,K Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat dan Anggota DPR-MPR RI tahun 1978-1982.

Dan buah tangan terbesar beliau dengan lahirnya Undang-undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers yang merubah Dewan Pers menjadi pelindung karya jurnalistik bukan lagi corong pemerintah.

Di era Presiden Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan sebutan Gus Dur itu, Atang diamanati Presiden sebagai Ketua Badan Pekerja Dewan Pers.

Tujuan peringatan Hari Pers Sedunia

Terdapat tujuan-tujuan untuk memperingati Hari Pers Sedunia yang jatuh setiap tanggal 3 Mei. Tujuan tersebut berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga prinsip dasar kebebasan dan hak para jurnalis.

  • Menilai kondisi kebebasan pers di seluruh dunia.
  • Membela independensi media dari berbagai serangan teror.
  • Merayakan prinsip-prinsip dasar kebebasan pers.
  • Menghormati para jurnalis yang telah kehilangan nyawa saat menjalani kerja-kerja jurnalistik.

(Sopian)

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *