
ExposeBanten.com | Jakarta – Dagelan politik yang mulai di peragakan membuat rakyat Indonesia khususnya mengguna Gas LPG 3 kg sangatlah terpengaruh pada dampaknya.
Seperti ramai unggahan-unggahan di media sosial milik salah satu politikus papan atas yang ada di Senayan.

Melalui Instagramnya, Rieke Diah Pitaloka membagikan isi surat dari pihak Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral RI mengenai kebijakan terbaru terkait penyaluran gas elpiji tiga kilogram.
Kebijakan yang berlaku semenjak 1 Februari 2025 ini terbukti tidak memberikan keuntungan pada rakyat. Korban jiwa telah tercatat, kala kelelahan mengantri demi bisa memperoleh gas elpiji tiga kilogram.
“Spill Surat Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral RI. Nomor : B-570/MG.05/DJM/2025. Sifat : segera. Hal : Penyesuaian Ketentuan Pendistribusian LPG Tabung 3 kg di Subpenyalur. Surat bertanggal 20 Januari 2025. Harus berlaku tanggal 1 Februari 2025,” tulis Rieke dalam unggahannya, Senin (3/2/2025) kemarin.
Mendampingi berkas surat penting tersebut, Rieke menyematkan satu kalimat yang menohok. Kalimat yang bisa dibilang mendukung fakta bahwa kini, kebijakan pemerintah semakin berjarak dengan hidup rakyat.
Kebijakan menyangkut hajat hidup rakyat tak bisa serta merta, akibatnya berjarak dengan realitas hidup rakyat,” sambung Rieke.
Unggahan tersebut ternyata langsung menjadi pusat atensi. Kecurigaan bermunculan usai kebijakan gas elpiji tiga kilogram ini mengalihkan perhatian rakyat.
Hal ini di ungkapkan aktivis pengamat politik yang enggan dikutip namanya mengatakan kepada ExposeBanten.com, “Seperti Banteng lagi seruduk pohon Beringin” peperangan politik sudah di tekan tombol peluncurnya,” tuturnya.
“Seperti wakil rakyat yang duduk di Senayan sih enak aja mau ngomong apa-apa juga”
Harapan kita masyarakat kecil, kepada wakil rakyat (Dewan) berikan rakyat hidup yang tenang dan sejahtera saja kami sudah bangga pada kalian, jadi tidak usah yang macem-macemlah,” pungkas Aktivis pengamat politik yang mewakili suara tuhan (rakyat).
(Red)