
ExposeBanten.com | Kab.Tangerang – Praktik diduga eksploitasi anak kembali terjadi di wilayah Kabupaten Tangerang. Seorang bocah berusia belasan tahun, yang masih duduk dibangku SMP YPI As-Asalam, Kabupaten Tangerang, mengaku disuruh bos sembako keliling membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite disetiap SPBU di Jayanti.
Demi memenuhi permintaan sang bos. Bocah tersebut rela bolak balik ke SPBU malam hari dengan menggunakan sepeda motor yang sudah dimodif tenki bensinnya untuk membeli Pertalite yang kemudian dijual kembali secara eceran di toko sembako milik Wahid.
Saat hendak dikonfirmasi, Wahid selaku bos sembako justru bereaksi keras terhadap wartawan. Dengan nada membentak, ia mengakui perbuatannya.
“Ya saya yang suruh anak itu beli pertalite ke SPBU SPBU, memangnya kenapa? kalian wartawan mau apa tanya – tanya, saya juga wartawan” ucapnya dengan nada tinggi.
Tidak berhenti di situ, Wahid juga menuding bahwa praktik serupa dilakukan oleh pedagang lain di sekitar lokasi.
“Bukan saya saja, warung yang depan Indomaret samping showroom mobil juga nyuruh dia (bocah) beli pertalite,” tambahnya.
Insiden konfirmasi itu sempat menegangkan, Wahid sempat mendorong dan membentak dua wartawan. Salah satunya Jaenuri, wartawan sinarbanten.id, yang mengaku kaget dengan sikap kasar pemilik toko sembako tersebut.
“kaget saya saat itu, saya bersama rekan hanya ingin mengonfirmasi kebenaran informasi, tetapi malah didorong dan dibentak,” ungkap Jaenuri.
Praktik menyuruh anak di bawah umur untuk membeli BBM jelas melanggar aturan. Selain berbahaya bagi keselamatan anak, tindakan itu juga bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang melarang eksploitasi anak untuk kepentingan ekonomi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pertamina maupun aparat terkait belum memberikan tanggapan resmi. Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan agar anak-anak tidak lagi dijadikan “kurir bensin” oleh pemilik toko.
(Regi/Red)