
ExposeBanten.com | Kab.Tangerang – Sebelumnya diberitakan, Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tangerang terkesan tutup mata dengan adanya aksi demo Warga Kecamatan Pakuhaji di depan SMPN 2 Pakuhaji dengan menutup pintu gerbang menggunakan bambu.
Sekertaris Dinas Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tangerang, H. Agus Supriatna, S.Sos., M.Si. menjelaskan, Sebenarnya bukan demo, hanya ada sebagian masyarakat yang memaksakan kehendaknya untuk dapat di akomodir aspirasinya.
“Semalam sudah dilakukan mediasi antara pihak sekolah dan masyarakat dengan di dampingi oleh Pihak Disdik, Kades, Binamas, Babinsa dan tokoh masyarakat,” ujarnya.
Ia juga katakan, ada persoalan mereka ingin agar calon siswa yang mereka usulkan dapat diterima di SMPN 2 Pakuhaji, sebagaimana tahun lalu.
Pihak sekolah sudah menyampaikan ke masyarakat bahwa aturan SPMB tahun lalu dengan saat ini berbeda.
“kalau tahun lalu SPMB dulu baru ditentukan Kuota Robelnya, sehingga ketika pengumuman sudah dilakukan kemudian ada yang minta diakomodir untuk masuk itu masih bisa selama daya tampungnya cukup,” tutur Sekdis Agus
Lanjutnya, “sementara sekarang Kuota Rombel sudah dikunci oleh Kementerian, kemudian SPMB dilaksanakan, maka ketika Pengumuman dilakukan Kuota Rombel sudah terisi semua dan yang minta untuk diakomodir tidak mungkin lagi diterima,” tegasnya.
Menurutnya, Hal inilah yang membuat keadaan menjadi tidak kondusif, Pihak Sekolah sudah menjalankan proses pelayanan SPMB nya sesuai aturan.
“Sementara masyarakat memaksakan kehendaknya. Solusi dari pertemuan tersebut adalah:
1. Bagi calon siswa disarankan untuk masuk ke Program Sekolah Gratis yang ada disekitar itu
2. Diarahkan ke sekolah terdekat (SMPN) yang masih ada kuota tersisa,” Pungkas Sekdis Agus.
(AboSopian)