August 27, 2025
IMG_20250827_065436

ExposeBanten.com | Kab.Tangerang – Maraknya Proyek Pembangunan di Kabupaten Tangerang yang luput dari pengawasan, Rabu (27/8/2025).

 

Bantuan Pemerintah Program Revitalisasi Pendidikan Tahun 2025 sarat akan dugaan korupsi, sumber dana APBN.

 

Pasalnya, pengerjaan proyek tersebut diduga masih banyak menggunakan material bekas. Hal ini diungkapkan salah satu aktivis asal Kecamatan Kresek, Kartusi.

 

“Masa anggaran segini besarnya, balokan besak masih dipakai, dan yang anehnya, papan informasi pembangunan (papan proyek) dibuang begitu aja,” ujarnya.

 

Hasil penelusuran ExposeBanten.com dilokasi pembangunan, SMPN 2 Gunung Kaler Kabupaten Tangerang, terlihat balok penyangga atap bangunan masih gunakan material bekas.

 

“Langsung aja ke kepala sekolah bang,” ujar pekerja saat di wawancara ExposeBanten.com dilokasi SMPN 2 Gunung Kaler, Senin (25/8/2025).

 

Akan tetapi sangat disayangkan, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Gunung Kaler, Satibi saat dihubungi melalui pesan Whatsap, hanya membutuhkan.

 

Tak putus hanya di kepsek, ExposeBanten.com meminta pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang melalui Kepala Bidang SMP, Dedi Hermayanto, untuk menegur Kepsek SMPN 2 Gunung Kaler, Satibi.

 

“Nanti kita tegur, dan kita lihat RAB nya,” Ucap Dedi Kabid SMP.

 

Kegiatan proyek pembangunan tersebut, dari Bantuan Pemerintah Revitalisasi Pendidikan Tahun 2025, yang dilaksanakan Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP).

 

Artinya, pihak Panitia pembangunan yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut ada Kepala Sekolah.

 

Sementara, Asep Supriatna selaku ketua Front Banten Bersatu (FBB) DPD Kabupaten Tangerang angkat bicara, dirinya menilai bahwa proyek tersebut patut diawasi dinas terkait.

 

“Kita belajar dari pengalaman SDN Kedung Dalam 2 Kecamatan Mauk yang belum lama ini ambruk, karena kurangnya pengawasan dari dinas,” ujar Ketua FBB.

 

Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menekan Dinas Pendidikan dalam pembangunan gedung Sekolah agar tidak terjadi korban-korban seperti SDN Kedung Dalam.

 

“Jangan sampai pembangunan sekolah dijadi ajang mencari keuntungan kepsek semata, tolong pikirkan keselamatan anak murid atau siswa-siswi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,” tuturnya.

 

Lebih lanjut Ketua FBB menegaskan agar Dunia Pendidikan di Kabupaten Tangerang tidak menjadi sorotan buruk dalam bidang pembangunan, yang disebabkan ambruknya atap bangunan ruang kelas di SDN Kedung Dalam.

 

“Jangan terulang kedua kalinya, atas bangunan ruang kelas ambruk, kepsek bukan arsitek, jadi sangat perlu pengawasan dari dinas terkait,” Pungkasnya.

 

(AboSopian)

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *