
ExposeBanten.com | Kab.Lebak – Sekertaris Daerah (Sekda) kabupaten Lebak, Budi Santoso meminta agar warga tetap waspada saat memasuki Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pasalnya, cuaca saat masih tidak menentu, sehingga berpotensi dapat membahayakan warga.
“Kami minta warga tetap waspada saat Nataru. Karena cuaca kadang tidak menentu, sehingga khawatir berdampak kepada keselamatan warga,” kata Budi, Senin (23/12/2024).

Beberapa waktu lalu, lanjut Budi, di Lebak terjadi beberapa bencana seperti longsor, banjir dan pergerakan tanah. Bahkan kini, sebanyak 261 jiwa korban bencana pergerakan tanah yang terjadi dua pekan lalu hingga kini masih tinggal di pos pengungsian.
“261 jiwa korban pergerakan tanah. Saat ini mereka masih tinggal di pos pengungsian, kita tentunya juga memenuhi kebutuhan pangan mereka,” kata Budi.
Bencana pergerakan tanah di Kabupaten Lebak terdapat empat titik antara lain di Desa Cidikit (Kecamatan Bayah), Desa Penyaungan (Kecamatan Cihara), Desa Cijengkol (Kecamatan Cilograng) dan Desa Cimandiri (Kecamatan Panggarangan).
Keempat titik bencana pergerakan tanah tersebut sudah dilakukan penelitian dan pengamatan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Hasil penelitian dan pengamatan itu diperkirakan bisa diketahui setelah satu pekan ke depan untuk direkomendasikan, apakah masyarakat perlu dilakukan relokasi ke tempat yang lebih aman atau tetap tinggal di lahan kawasan rawan bencana.
“Itu nantinya hasil keputusan dari BPPTKG,” ujar Budi.
Terpisah, Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan jumlah warga yang tinggal di pengungsian gedung SMPN 8 dan tenda total sebanyak 261 jiwa dari 91 kepala keluarga (KK).
Untuk pengungsian di SMPN 8 Desa Cidikit Kecamatan Bayah tercatat 67 KK dengan 180 jiwa dan di tenda di Desa Panyaungan Kecamatan Cihara 24 KK dengan 81 jiwa.
Sedangkan jumlah rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 351 unit terdiri dari 121 unit , rusak sedang 15 unit dan rusak ringan 215 unit.
(Red)